TIMES KLATEN, PROBOLINGGO – Final Kerapan Sapi Brujul yang digelar di Lapangan Sapi Brujul, Wonoasih, Kota Probolinggo pada Minggu (4/5/2025), berakhir ricuh. Salah satu peserta yang tak terima kekalahan memicu insiden hingga pertandingan dihentikan.
Panitia lomba, Imam Syafi’i, menyebut kericuhan terjadi sebelum pengumuman pemenang. “Ada peserta yang tidak terima kalah setelah dua kali pelepasan sapi. Awalnya disoraki peserta lain, lalu terjadi keributan,” ujarnya.
Kericuhan itu membuat pihak kepolisian menghentikan perlombaan. Panitia pun berencana mengumpulkan seluruh peserta untuk membahas kelanjutan agenda tersebut. Sebab, Karapan Sapi Brujul merupakan ikon budaya Kota Probolinggo yang rutin digelar menjelang musim tanam.
Lomba yang sejak pagi berlangsung lancar itu mendadak ricuh sekitar pukul 12.30 WIB. Ketegangan muncul saat salah satu peserta tak terima hasil perlombaan dan memicu emosi penonton serta peserta lain.
Keributan tak terelakkan. Suasana kian panas saat sorakan dan teriakan semakin riuh. Salah satu peserta, Faris (19) mengaku kejadian semacam ini kerap terjadi. “Biasanya memang ada yang tidak terima kalah,” kata remaja asal Curah Grinting itu.
Faris menyebut, peserta pemicu kericuhan berasal dari Curah Grinting dan kalah tanding melawan peserta dari Kelurahan Triwung. Ia bahkan sempat naik ke atas panggung sebelum akhirnya diamankan petugas.
“Kalah dari peserta asal Triwung tadi itu. Sampai naik ke atas pentas. Untung polisi langsung mengamankan,” ujarnya.
Akibat insiden tersebut, final kerapan sapi Brujul kali ini tidak menghasilkan juara. Dua peserta didiskualifikasi, dan jadwal lanjutan pertandingan akan diumumkan kemudian. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kerapan Sapi Brujul di Kota Probolinggo Ricuh, Peserta Tak Terima Kalah
Pewarta | : Sri Hartini |
Editor | : Ronny Wicaksono |