Berita

ASEAN Serukan Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

Selasa, 02 Maret 2021 - 21:24
ASEAN Serukan Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi Gas air mata dan gas pemadam kebakaran melayang di sekitar demonstran selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 2 Maret 2021. Gambar diambil dari balik jendela. (FOTO: Reuters)

TIMES KLATEN, JAKARTA – Sesama anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, ASEAN, menyerukan kepada militer Myanmar untuk membebaskan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi. ASEAN juga meminta militer Myanmar menghentikan kekuatan mematikan yang menghancurkan terhadap pengunjukrasa serta mencari solusi untuk krisis tersebut.

Dilansir Reuters, seruan ASEAN itu disampaikan ketika polisi Myanmar kembali melepaskan tembakan untuk membubarkan massa setelah berminggu-minggu demonstrasi menentang kekuasaan militer. "Beberapa orang terluka," kata seorang saksi mata.

Para menteri luar negeri ASEAN sempat mengadakan pembicaraan dengan perwakilan junta melalui video call, Selasa (2/3/2021), dua hari setelah hari paling berdarah kerusuhan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Suu Kyi.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi yang telah mendorong upaya diplomatik kawasan, mendesak Myanmar untuk "membuka pintunya" ke blok ASEAN untuk menyelesaikan ketegangan yang meningkat.

Berbicara kepada wartawan di Jakarta, Retno Marsudi menyerukan pembebasan tahanan politik dan pemulihan demokrasi, sembari berjanji bahwa negara-negara ASEAN tidak akan melanggar janji mereka untuk tidak mencampuri urusan satu sama lain.

Gas air mata dan gas pemadam kebakaran b

"Mengembalikan demokrasi ke jalurnya harus diupayakan. Indonesia menggarisbawahi bahwa kemauan, kepentingan dan suara rakyat Myanmar harus dihormati," kata Retno Marsudi

Upaya blok untuk terlibat dengan militer Myanmar sempat dikritik para pendukung demokrasi, dengan komite anggota parlemen Myanmar yang digulingkan. Mereka menyatakan junta sebagai kelompok teroris dan mengatakan keterlibatan ASEAN akan memberinya legitimasi.

Sa Sa, utusan yang ditunjuk komite untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan ASEAN seharusnya tidak berurusan dengan rezim yang dipimpin militer yang tidak sah itu.

Kudeta menghentikan langkah tentatif Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer dan telah menarik kecaman dan sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Lee dari Singapura mengatakan sanksi tidak akan mempengaruhi junta, tetapi merugikan rakyat dan jalan yang harus ditempuh adalah membebaskan Aung San Suu Kyi serta mencari solusi.

"Harus kembali dan membuat militer mengambil alih lagi ... itu adalah langkah mundur yang sangat tragis bagi mereka. Karena tidak ada masa depan seperti itu," kata Lee dalam sebuah wawancara.

"Untuk menggunakan kekuatan mematikan terhadap warga sipil dan demonstran tak bersenjata, saya pikir itu tidak dapat diterima. Itu adalah bencana tidak hanya secara internasional, tetapi juga bencana di dalam negerinya sendiri," tambah dia.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein juga menyerukan pembebasan segera Aung San Suu Kyi dan tahanan lainnya. Dikatakan, jika situasi memburuk, itu akan menjadi kemunduran bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Klaten just now

Welcome to TIMES Klaten

TIMES Klaten is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.